Satu cermin telah retak, kemudian pecah
dan suara-suara yang keras
Menghamburkan pecahan-pecahannya ke udara
kemudian gravitasi menariknya ke bawah
Menusuk ubun-ubun
Jauh sampai ke telapak kaki
Perihnya tidak usah ditanya
Lihat saja dari bola mata
Yang merah bukan karena amarah
Tapi karena kecewa
Yang mendesak air mata
Mengambang di sudut mata
Satu cermin pecah, berhamburan di udara
Tertangkap oleh tubuh
Dan menimbulkan jejak
Yang tak akan hilang oleh waktu
(chyang chayank.......rindu....rindu.....rindu.....rindu k.......)
Tuesday, March 11, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
yub salam kenal........keren pusisinya.....hem lumayan, ane punya puisi banyak tapi belum berpikir bentuk publikasinya...
eh ya, masukin blog ane ke link anda, nanti takbale link blog anda ane cantumin di blog ane
salam kenal aja...
lumayan lho puisi anda.
hem...ane punya banyak puisi tapi belum kepikir dlm bentuk apa publish-nya?!?!?!
eh ya, saling masukin link yuk.
setelah anda masukin link blog ane di blog anda, ntar kabari ane, ganti link blog anda tak cantumin di blog ane...
471belajarnulis.blogspot.com
Post a Comment