Sunday, December 28, 2008

AP DET

Finally, setelah 7 bulan lebih setelah kali terakhir apdet blog, herewith the summaries :p :
1. Adek laki-lakiku, ECHAK K. YAHYA akhirnya merit juga dengan Cici, new family :p
2. Adek iparku Cici hamil di bulan kedua pernikahan mereka (iiikkkkzzz..... lambung kiri :p)
3. Kami pindah dari ruang berukuran 4x3 M ke rumah jatah project (thanx to Pak Dani Widjaja, Malcolm McCabe, Ross Plumpton, Ibu Anny Edwin, dan semuanya yang sudah involve sehingga kami alhamdulillah bisa punya rumah :p
4. Saya dan Iwan beli motor Kawasaki Ninja RR warna ijo, kuereeeeeeeennnnn...............
5. Kakak Iparku, Kk Ani melahirkan, kami jadinya punya ponakan laki-laki baru. Will see him soon :p
Those the apdetz

Thursday, May 22, 2008

[LIFE SHARE] : DUNIA MASING-MASING

Dunia masing-masing kami dalam sebuah ruang berukuran 4x5. Heheheheee........lucu juga kadang-kadang kalau mencermati pola hubungan saya dengan Opu Sayang. Kami betul-betul 2 individu yang (berusaha keras) menyatu dalam satu ruang tanpa harus menimbulkan riak (atau badai)? Hehehehehe........ Yaaaa.......Tidaklah! Dulu, duluuuuuuu.............Waktu belum merit, saya selalu berfikir, masa sih orang berumah tangga masih ada cekcok, BT-an, diem2an, bohong2an??????? Bukannya setelah merit kita bisa lebih bahagia karena merit berarti kita memasuki dunia hubungan fisik dan jiwa yang tidak punya batas dan sekat? Tapi ternyata setelah menikah, ternyata banyak teori-teori tentang hubungan antar manusia yang terbantahkan oleh kenyataan yang ditemui. Kalau tidak dikomunikasikan, yakin dengan pasti bisa jadi pentul dalam daging. Nah, kalo pentulnya satu biji kali ngga ngefek, tapi kalo tiap satu masalah yang tidak dikomunikasikan adalah 1 jarum pentul, trus, tiap hari kita dapat 1 masalah, dikali seminggu, kali sebulan, kali setahun, kali 5 tahun, apa ngga jadi borok tuh tancepan pentul? Heheheheheeeee.........
Dunia masing-masing kami dalam sebuah ruang 4x5 tempat kami tinggal sekarang terkadang terasa sesak oleh ego yang besar dari 2 orang gendut ini, tapi kadang juga tersa sangat lapang kalau kami berdua bertambah kurus karena bobot hati, yang isinya 25 kg ego, dibuang jauh-jauh dari tempat kami tinggal. Dulu..... Duluuuuuuuuuuu.............. Kami berdua fikir, cinta sudah cukup untuk memulai segala hal untuk hidup ke depan, tapi seiring berjalannya waktu, satu persatu topeng kami dilepaskan. Selangkah demi selangkah kami mencoba untuk "jujurlah, katakanlah, meski pahit, meskipun menyakitkan", habis itu kami berdua kerja rodi, siang malam, pagi sore, lembur tidak kenal lelah, untuk mencoba menerima kekurangan ini itu, dan kemudian deal dengan kenyataan yang kita miliki. Siapa sangka suamiku yang dulu super duper pengertian ternyata kalau mau mengerjakan sesuatu nunggu mood-nya ON dulu baru dia jalan? Setelah menikah, dia jadi lebih jujur (yang jujur pula kadang menjengkelkan, hehehehe......peace, Opu Sayang).
to be continued...... Mo kerja dulu, hehehehehe.........

Wednesday, May 14, 2008

[CERITA2] : Komunikasi Yang Stag

Komunikasi yang stag, komunikasi yang tidak terjalin dua arah menyebabkan beberapa hari ini keadaan rumah jadi agak-agak sepi. Heheheheheeeee...... Kangen juga sama cerewetnya Opu Sayang :) Kira-kira, apa yang membuat dia aksi mogok bicara? Sariawan kah? BT kah? Atau marah karena sesuatu hal yang dia tidak mau bilang? Entahlah, saya mau melucu pun jadinya garing sendiri, heheheheheheeee........ Tapi kubiarkan saja dulu. Mungkin dia memang lagi butuh satu atau dua hari untuk berfikir, meredam emosi, atau apalah yang dia butuhkan. Meskipun saya tidak habis fikir kenapa dia tidak bicarakan saja.
Komunikasi yang stag, saya akhirnya pakai ke-vakuman ini untuk introspeksi diri. Kira2, kebenaran apa yang saya lakukan sehingga egonya terusik (hallah....! hhehehe.....), kekhilafan apa yang saya perbuat sampai bikin dia BT. Mumet memikirkannya, terlebih lagi Novel Agatha Christy ternyata lebih menggoda untuk kufikirkan siapa pelakunya, akhirnya menjadikan diam semakin diam. BTW, ntar lagi jam pulang kantor. Ntar lagi ketemu. Mudah2an BTnya hilang mi, supaya bisa bercanda2 lagi, bagaikan Shinta dan Hanoman, huahahahhaaaa......
Love you, will always do, until you ask me to STOP lovin' you, heheheheee........

Saturday, May 10, 2008

[CERITA2] : Cerita-Cerita Saja

Hari ini Sabtu, senang sekali karena besok libur :) Lama yah sejak terakhir kali posting. Nda terasa juga sudah setahun lebih merit. Mulai puyeng dengan pertanyaan, "Kenapa belum hamil?", atau "Sengaja tunda yah karena karier?".
Heheheheheeee..... Ya nda lah. Saya bukan wanita karier, saya cuma wanita yang bekerja. Tidak terlalu memasang target untuk posisi ini itu, cari sedikit uang tambahan untuk sekedar beli bedak, gincu, cologne, biar ga terlalu membebani suamiku :) Suamiku juga tipe orang yang suka ji dengan anak-anak dan pertanyaan tentang kapan punya anak pun mengusik dia sekali-sekali waktu. Tapi dia santai-santai aja, sehingga saya pun belum terlalu terbebani.
Satu tahun menikah yah...... Ummmm....... Saya bilang 1 tahun ini berat buat kami berdua. Banyak masalah dan cobaan, tapi rezeki pun tak kalah banyaknya. Alhamdulillah.......Alhamdulillah........ Pas setahun ulang tahun pernikahan kami, kami ngobrol-ngobrol tentang bagaimana ke depan. Saya fikir, setahun ini kami menjalaninya dengan banyak fun, tanpa beban, tanpa target, tanpa resolusi. Jadi saya maunya kami sudah mulai merencanakan satu dua hal besar, dan pengikut-pengikutnya. Contoh : mau punya RUMAH. Alhamdulillah ada rumah, warisan mertua (heheheheee.....), tinggal diperbaiki sana-sini, dipermak sedikit, disesuaikan dengan selera kami, insya allah sudah bisa ditempati. The problem is : biaya perbaikan, tukang, material, dan cat ternyata tidak murah. So, pengerjaan rumah statusnya slowly but sure. Selain itu, karena kita tidak punya alat transportasi untuk kemana-mana, suamiku mau beli Motor Mio. Tapi nampaknya itu akan dipending sampai 2 atau 3 bulan ke depan. Soalnya menurutku, mending difokuskan ke rumah dulu, jadi kita bisa pindah dari tempat yang sekarang ke rumah, jadi saya bisa (niat) masak, bikin kue, nyuci, etc... dengan lebih nyama. Yihaaa!
Apa lagi yah? Oh.... Dari hasil introspeksi 1 tahun itu, kami menemukan kesimpulan bahwa : istri itu tidak dijaga oleh suami, begitupun sebaliknya. Yang ada adalah, kami berusaha menjaga diri kami masing-masing untuk pasangan kami. Make sense nda? Entahlah, kadang saya bingung. Kalau yang dimaksud "menjaga" oleh seorang wanita (khususnya saya) bukan berarti saya ngekor dan nguntit ke mana pun suami saya pergi. Tapi, saya selalu mau tahu apa yang dia kerjakan, dia di mana, dan dengan siapa. Saya fikir ini pertanyaan wajar seorang istri, though menurut dia hal itu membuat dia seperti tahanan wajib lapor. Agak tersinggung juga dikasih tau kaya' gitu (heheheheee.....), tapi akhirnya saya memaklumi. Sepatutnya memang pernikahan itu berjalan di atas sebuah komitmen, bukan cuma berdasar cinta, kangen, dan hal-hal sejenisnya, maka kami memutuskan untuk membangun rumah tangga ini dengan pilar-pilar yang materialnya berbeda. Sampai saat ini, pernikahan kami masih sangat sederhana. Cuma punya 4 pilar, 1. cinta+kangen+sayang+etc sejenisnya; 2. komitmen; 3. kepercayaan+saling menghargai; 4. visi untuk masa depan yang sama. Kalau dah punya anak nanti, mungkin pilarnya harus ditambah yah, supaya pernikahan kami lebih kokoh, insya allah.
Dalam 1 tahun menikah ini, baik saya atau pun suami saya, banyak bertemu dengan orang-orang yang gagal dalam pernikahannya. Mereka memberi warna tersendiri untuk pemahaman kami terhadap pernikahan dan managemen ego individu. Karakter yang berbeda-beda dan cara mereka yang berbeda-beda menghadapi perbedaan membuat kami kaya akan teori dan cara pandang. Tapi tetap, kami harus menemukan solusi tersendiri. Ini yang rumit, karena kami maunya dalam setiap masalah, kami bisa win-win solution, bukan "Sh*t you won 'coz u're a man" atau "Oh, c'mon, which man could win in arguing with woman?". Kami selalu mau, jika ada masalah, satu pihak senang, yang lainnya bisa nyaman. Tapi, Jujur, Sumpah, itu tidak mudah. Tapi paling tidak, selama satu tahun ini, kami belajar bahwa hidup adalah serentetan kompromi dan penyelesaian terhadap masalah. Itulah yang membuat kami dewasa, lebih bijak, lebih realistis menghadapi hidup. Manusia adalah ciptaan yang penuh dengan variabel perubah yang nampaknya tidak pernah ada habisnya.
Jauh dari orang tua dan mertua juga nampaknya positif untuk new couple yah. Bikin kita jadi tidak manja dan tidak punya tempat untuk berkeluh kesah. Bikin kita selalu kembali pada pasangan kita untuk mencari solusi dari masalah kita.
Uuufffftttt......... Jujur, kami kadang-kadang bingung dengan pertanyaan, bagaimana sebenarnya Tuhan bekerja untuk hidup seorang hamba? Karena tidak tau bakal diterjang oleh masalah apa di hari-hari berikut, kami selalu berdoa untuk diberi kesabaran yang tidak berbatas.
Setahun yah, 365 hari yah, pernikahan kami belum punya bentuk. Dua individu pembentuknya masih manusia superego. Kami cuma berharap, memohon kepada Allah, SWT, bahwa kami akan selalu dibimbing, sampai ajal memisahkan salah satu dari kami. Amin.

Tuesday, May 06, 2008

[CERITA2] : Wedding Anniversary

Allahu Akbar.......Alhamdulillah........
Setahun perkawinan baru saja dilewati
Susah, senang, sedih, tertawa, bercanda, BT-an, semuanya!
Kami jalani, sudah kami lewati
Meski kami sama-sama sadar
Bahwa masih akan banyak lagi di depan
Oleh karena itu
Kami memohon kepada Sang Maha
Untuk membimbing kami, menyabarkan kami,
Sebab cinta tidak cukup kuat untuk merekatkan dua hati
Kami, yang mau saling mencinta
Karena-Mu, yaa Allah........


Saturday, April 05, 2008

[PUISI] : Langkah Malu-Malu

Aku melangkah malu-malu
Berusaha tegak, mengangkat dagu
Jika benar, tak usah ragu
Meski orang tak tahu

Aku melangkah ragu-ragu
Sebab aku malu
Jika orang lain tahu
Bahwa aku berusaha tegak, mengangkat dagu

Hei, jangan ragu!
Apalagi malu!
Terus saja maju
Atau kau akan terisak sendu
Selbab ulah orang dungu

[CERITA2] : Surabaya, 05.04.08

Lagi di Surabaya selesai menghadiri pernikahannya Dina dan Bobby. Pernikahan selalu menjadi saat-saat yang menegangkan buat saya. Meskipun sudah expert, maksudku, sudah pernah menjalani prosesi pernikahan, tetapi pernikahan tetap menjadi satu prosesi yang mengharukan dan saya anggap sakral (I wish that may see my children pass thru that time, most of all, I wish that Icould have babies soon), heheheheheeee.........
Besok sudah pulang kembali ke Makassar, trus lanjut ke Soroako. Back home. Hggggghhhh....... Deep sight yah? Kenapa yah? Apa Soroako sudah tidak lagi menarik, atau Soroako sudah betul-betul membosankan? Entahlah. Hampir 5 tahun tinggal di Soroako, nampaknya mulai memboringkan. Untungnya sekarang sudah punya suami, jadi BT-nya itu diobati, heheheheheeeee..............
But BTW, nampaknya saya harus lebih banyak bersyukur. Saat orang lain masih bertanya tentang ini dan itu kehidupannya, saya diberikan jawabannya oleh Allah, sedikit demi sedikit tapi pasti. Senang rasanya.

Monday, March 31, 2008

[CERITA2] : Surat Dari Bunda

Assalamu alaikum,
Bagaimana kabarmu pagi ini, Anakku? Sudahkah engkau shalat Subuh dan mendoakan kedua orang tuamu? Apakah kau sempat membuka Al Qur'an dan mengaji subuh ini? Sudahkah kau melipat selimut dan merapikan tempat tidurmu? Hari ini Senin, apakah kau akan berpuasa sunnat? Mandilah dulu, anakku. Supaya badanmu segar dan fikiranmu bersih.
Anakku, apakah Bapakmu sudah juga bangun? Berjama'ah kah shalat kalian Subuh ini? Bunda tidak menyiapkan Cappucino untuknya pagi ini. Maukah kau membuatkannya? jangan terlalu manis, dan airnya cukup 3/4 gelas bening.
Heheheheheheeeee........ Lucu melihat pria2 berseliweran di dapur. Sangat tidak efisien mengerjakan pekerjaan wanita. Butuh lebih banyak sendok, makanan berceceran, dan adaaaa saja yang hangus. Benarkan kalau ada wanita pasti dunia lebih teratur? Heheheheheheeeee.......
Uuuuuuppppppsssss........ Sudah hampir setengah 6 pagi. Ingatkan Bapakmu supaya tidak ketinggalan Bis ke kantor. Jangan lupa, periksa sekali lagi buku pelajaranmu, jangan sampai ada yang tertinggal. Bunda melihat kalian dari sini. Bunda bisa membayangkan kekacauan rumah.
Aaaah...... hari ini Senin, hari untuk memulai aktivitas. Bunda pasti lemas sepanjang minggu karena Bunda tidak mendapat kecupan-kecupan mesra dari orang-orang yang Bunda cinta. Dan Bunda tidak sabar untuk kembali ke rumah.
Hati-hati, Anakku, Suamiku. Ketika kalian keluar dari pintu rumah kita, Bunda selalu meminta Allah untuk menjaga kalian, dari apapun. Take care, love you.........
Wassalam,
Bunda

Tuesday, March 25, 2008

[CERITA2] : Telur Di Ujung Tanduk

Lihat, Opu!
Telur itu di ujung tanduk
Sebentar lagi jatuh pasti
Aduuuuuuh........ pasti pecah
Mudah-mudahan tangan Tuhan bekerja
Kalaupun dia jatuh, Tuhan menimangnya
Dan mengembalikannya ke posisinya
Meskipun tetap di ujung tanduk

Tuesday, March 11, 2008

[PUISI] : Minggu Abu-Abu

Satu cermin telah retak, kemudian pecah
dan suara-suara yang keras
Menghamburkan pecahan-pecahannya ke udara
kemudian gravitasi menariknya ke bawah
Menusuk ubun-ubun
Jauh sampai ke telapak kaki
Perihnya tidak usah ditanya
Lihat saja dari bola mata
Yang merah bukan karena amarah
Tapi karena kecewa
Yang mendesak air mata
Mengambang di sudut mata

Satu cermin pecah, berhamburan di udara
Tertangkap oleh tubuh
Dan menimbulkan jejak
Yang tak akan hilang oleh waktu


(chyang chayank.......rindu....rindu.....rindu.....rindu k.......)


Saturday, January 19, 2008

[PUISI] : GO MAD!

You……..
Made a woman
Go mad
With your smile

A mad woman
Is drove into crazy
And dying
To catch time
To hold you

I love you,
Everyday I love you……..

(Picture took from : www.lyngsat-logo.com)

[PUISI] : Just JAZZ


Just Jazz
In our room
Jazz and melting heart as juice
Juice and Just Jazz
Oh, waiting for you
As I believe that you’ll back home soon
For you to know
Just jazz and juice
Never could take me to sleep well
I need your smile, your warm hug
To end every single day in my life

I love you,
Love you more, and absolutely more

(Picture took from : www.just-jazz.net)

Wednesday, January 16, 2008

[PUISI] : LOVE FOR SALE!


Love for SALE
But fully price
'Coz Include body, soul, loyality, and respect
Thank you for buying
Hope that you will keep it forever



(Tittle : "Love For Sale" - Cole Porter)

Wednesday, January 09, 2008

[PUISI] : .........Sadarkah Kau..........

Sadarkah kau
Bahwa kau adalah matahari
Kau adalah pusat
Dan kau adalah katalis untuk penciptaan kehidupan
Kau adalah sumber energi
Dan cahayamu
Mampu menembus lapisan-lapisan
Dan sel-sel yang paling kecil

Sadarkah kau
Bahwa kau adalah poros
Kau adalah sumbu
Yang membuatku tetap berjalan dalam satu lintasan
Dan menjagaku agar tak tergelincir

Sadarkah kau?

Monday, January 07, 2008

[CERITA2] : C.A.P.E.K

Aku capek!
Memahami keegoisanmu
Aku capek!
Memaklumi semua wakyu
Yang kuhabiskan tanpamu
Aku capek!
Bermimpi tentang romansa
Dan cinta yang baru dinyalakan
Aku capek!
Mencuci semua keangkuhanmu
Tapi aku heran
Sebab kau tidak pernah capek mendengarku mengeluh
Tidak pernah capek melihatku bersungut-sungut
Tidak pernah capek mengurusku saat aku jatuh sakit
Tidak pernah capek mengantarku ke sana kemari
Tidak pernah capek memelukku sampai pagi saat tidur
Tidak pernah capek bekerja untuk membiayai hidupku
Tidak pernah capek merayuku dengan genggaman tanganmu yang hangat

Suamiku, I am totally speechless

[PUISI] : Hoaaaaahhhhhhhmmmmmm..........

Hoaaaaaahhhhhhhhhhmmmmmmm………ngantuk
Tuk……tuk……tuk……..
Apakah kau juga mengantuk?
Tuk……tuk……tuk…….
Hoooooooaaaaaaaaaahhhhhhhmmmmmmmmm……..ngantuk
Tuk….tuk….tuk………
Seperti ada serdadu berbaris
Memenuhi rongga kepala
Teratur, berirama, jadi semakin mengantuk

Hoaaaahahhhhhhhhhmmmmmmmmm……………ngantuk
Tuk……tuk…..tuk……..
Semalam menjaga mangga
Agar tak dimakan kalong
Meski rasa takut pada malam
Membuat lutut tak henti gemeletuk

Hooaaaaaaaahhhhhhhhmmmmmmmmm……………ngantuk
Tapi syukurlah sebab mangga tak dimakan kalong
Sayangnya dia jatuh terhempas batu
Membuatnya telanjang
Tak malu terlihat auratnya
Tak risih terlihat bijinya

Hoaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhmmmmmmmmmmm………….ngantuk
Mau tidur dulu
Zzzz…….zzzz……..zzzz……….

[LIFE SHARE] : SEJUTA PERTANYAAN

Tanpa sadar, seringkali kita mengeluh, mempersoalkan, dan juga bertanya. mungkin jika diakumulasikan, ada satu juta pertanyaan+keluhan+hal-hal yang kita persoalkan per hari dalam kehidupan kita. belakangan ini, seringkali saya mereview apa yang terjadi dalam satu hari kehidupan saya. saya coba list beberapa hal yang bisa saya ingat dalam kehidupan harian saya dan Opu Sayang.
1. Kenapa ya saya harus nge-kost sama suami? karena cuma tinggal di satu kamar, kami jadi tidak bisa menggaji orang untuk bantu-bantu saya mengurus segala kebutuhan kami berdua sebelum berangkat kerja? Kebetulan kami berdua bekerja. Suami saya berangkat kerja jam 6 pagi, dan saya jam 7 pagi.
2. Aduh! Kenapa suamiku rewel sekali soal makanan? Tidak bisa beradaptasi dengan apa yang tersedia?
3. - - - - - - S E N S O R E D - - - - - - - - - -
4. Aduuuuuuh! Kenapa teman kantor ini sok sekali?
5. Mahalnya harga makanan di kantin!
6. Aduh! Ini boss ku toh! Nda tau kah dia kalo banyaaaak sekali kerjaku??? Ditambah lagi, di tambah lagi!
7. Ededeeeeh...... Disuruh lagi men-translate? Nda bisa kah orang2 itu pake kamus dan mentranslate sendiri?
8. Menjengkelkan! Kenapa ada teman kerja yang dikasih akses internet, kenapa saya tidak?
9. Uuuppphhhh..... Amandelku meradang lagi! Demam lagi
10. Aaarrrgggghhh....... Siapa sih kau??? Suamiku aja nda pernah complain dengan over weight-ku! Kenapa kamu yang pusing dan mengolok2?
11. Aduuuh... Lamanya orang2 ini pulang kantor! Ini kan sudah jam pulang. Betah sekali mereka
12. Lambannya pelayanan di kantin ini!
13. Aduuuh.... Capek! Kenapa sih Opu Sayang tidak bisa cari makanan sendiri untuk makan malam???
14. Opu Sayang toh, jahat sekali. Nonton beritaaaa mulu, nonton bolaaaa terus! Saya kan juga mo nonton
15. Aaarrrgggghhhhh.... Abu rokoknya, Opuuu!!!!!
16. Opuuuu! Jangan buang tissue ta' sembarangan!
17. Aduh! Mana kah ini mobil? Kenapa dipake lama sekali? Saya kan juga mau keluar!
18. Hiiikkkzzzzz..... Opu tega sekali! Dia lebih memilih keluar dengan temannya daripada nungguin saya yang lagi sakit. Kalau dia yang sakit, kita harus standby jaga dia. Tidak adil!
19. Aaaaarrrggghhhh.... Kenapa Mama ini mau ditelfon terus tiap hari??? Pulsa nda murah kaleee....
20. Hiiiikkkkkssssss....... Kenapa jam segini suamiku belum pulang? Kan saya sudah capek, ngantuk nungguin dia pulang! Mana besok kerja lagi
21. Sh*t! Brengsek laundry ini! Nda becus kerjanya! Nda bersih! Setrikanya juga asal!
22. ................ and so on ................
Sedihku membaca list di atas. Semuanya mengalir begitu saja, ditulis tanpa perlu menyerengitkan dahi tanda berfikir apa lagi yang perlu ditulis. saya pun berhenti melanjutkan daftar di atas karena menyadari begitu panjangnya daftar, begitu banyaknya keluhan, begitu seringnya saya mengumpat, dan mempersoalkan hal-hal sepele. Pertanyaan mendasar yang kemudian timbul adalah, "Mengapa saya MERASA tidak pantas menerima semua itu?". Lucu yah? Egoisme dan keakuan kita tiba-tiba muncul saat menghadapi sesuatu hal yang kita RASA tidak layak untuk kita RASA. Mengapa? Siapakah saya sehingga saya tidak bisa menerima begitu banyak hal dalam keseharian saya?
Saya punya satu jawaban konkret dan logis untuk membenarkan semua keluhan dan kekecewaan saya.
1. Suamiku kerja, kenapa rumah kami tidak diperbaiki? Kenapa justru keuangannya dialihkan ke hal-hal sekunder dan lux yang hanya untuk memuaskan hobby-nya?
2. Suamiku terlalu pemilih soal makanan, tidak bisakah dia seperti saya dan suami-suami lain yang mensyukuri apa yang dihidangkan istrinya di meja makan? Toh itu bukan makanan tadi siang atau makanan kemarin
3. - - - - - - - S E N S O R E D - - - - - - - - -
4. Ugh! Saya tauji kau hebat! Kenapa harus pamer????
5. Untuk satu kali makan, minimal 12rb. Mahal kan?
6. ....... dan seterusnya, saya fikir cukup jelas kenapa saya harus mengeluh dan ngedumel. Jelas kan kalo hal-hal tersebut satu kumpulan item yang menjengkelkan????
Tidak jarang, di akhir hari, saya merasa amat lelah dan merasa tidak bahagia. Saya merasa dilecehkan dan terbebani dengan kejengkelan saya dan ketidakpekaan orang-orang di sekeliling saya tentang sikap-sikap minus mereka. Terkadang saya merasa menjadi manusia paling malang di muka bumi ini, heheheheeeee.......
Time flies, saya merasa harus ada yang dirubah. harus ada win win solutions untuk kelelahan mental saya. Curhat memang help a lot, tapi sepertinya, tidak banyak membantu mengatasi masalah yang unfortunately, adalah hal-hal yang sifatnya repetisi. So, mulailah saya berusaha mencari tau apa yang menyebabkan semua itu bisa memberi ornamen dalah keseharian saya. berdialog dengan diri sendiri dan mencoba merubah mind set terhaap berbagai hal. positive thinking juga menjadi salah satu obat mujarab untuk semuanya. merasa diri nelangsa dan objek penderita nampaknya harus pergi dari fikiranku. Saya memulai dengan memikirkan bahwa semua manusia di sekeliling saya, mereka yang bergerak, berbicara, beraktivitas dan menimbulkan riak di udara sekeliling ekosistem saya harus saya pandang sederajat dengan saya. Tidak ada yang lebih, dan tidak ada yang minus. semua pekerjaan dan pebuatan saya UPAYAKAN, sekali lagi saya ulang, UPAYAKAN untuk saya kerjakan dengan ikhlas. Meskipun sumpah mati demi Tuhan Yang maha Esa, seringkali jika ego juga sudah angkat suara maka suliiiiit sekali melakukan sesuatu dengan ikhlas. Selain itu, saya berusaha agar tidak mengharap pamrih terhadap apa yang saya lakukan terhadap orang lain. Jujur, semua adalah perjuangan. Betul-betul perjuangan yang menguras keringat dan air mata, cieeeeeee.............
So then, saat kita suadah mulai cool down dan toleransi, other people nampaknya masih nda peka juga, malah terasa makin neglunjak dan mukanya minta digores, heheheheeeeee.......Jadiiiii.....sabar....sabar...... sabar...... pokoknya siapkan tabungan sabar yang besar. Meledak sekali-sekali kayaknya perlu ji juga, biar orang "ngeh" dan bisa koreksi diri juga.
BTW, kadang kita terlalu terfokus sama diri kita. Kita selalu menginginkan diri kita merasa nyaman. seringkali tanpa kita sadari, kenyamanan yang kita peroleh bisa jadi merupakan penderitaan orang lain. Sebenarnya, perasaan menderita itu kadang-kadang kita rasa sebab kita rela merasa menderita. Hidup itu pilihan memang. Kita yang memilih, kita mau menjadi bahagia atau cuma bisa melihat kebahagiaan orang lain. bahagiaan bukan diberikan oleh orang lain, tetapi sesuatu yang kita ingin raih, sesuatu yang kita usahakan.
Sahabatku Meta pernah merasa sangat nelangsa dan putus asa menjalani hubungan pacaran dengan Fadil yang (menurutnya) egois, keras kepala, minim perhatian, apalagi romansa cinta seperti yang dia sering liat di Sinetron. Akhirnya, Meta memutuskan hubungannya dengan Fadil dan menggantikannya dengan cinta Den*** yang melambungkan hatinya dengan semua telfon perhatiannya, jemput kiri kanan, antar kiri kanan, menhabiskan weekend di mall dan Bioskop SETIAP MINGGU, SMS-SMS mesra penuh cinta, hadiah-hadiah fancy, dan berbagai romasa yang 9menurutku) cuma pantas dilakukan oleh anak2 bau kencur yang baru merasakan ketertarikan kepada lawan jenis. Maaf, Meta, ini bukan sinis. Saya pun turut bahagia melihat kau mampu melupakan hubungan 3 tahunmu dengan Fadil hanya dalam hitungan hari kemudian menggantinya dengan Den***-mu yang romantis, perhatian, baik, sabar, bla.....bla....bla..... Saya senang tidak lagi melihatmu nelangsa, BT, uring2an, dan manyun tiap hari (heheheeee.......). Tapi satu pelajaran berharga yang bisa sama-sama kita petik adalah : memuaskan ego sama halnya meminum air garam saat kita haus, won't enough, never be enough. Sebab tidak ada manusia yang sempurna. Tidak ada manusia yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia lain. Jodoh bukan berarti keselaran visi dan misi hidup. Mampu berjalan bersama dan beriringan bukan berarti kedua individu ini sama dalam hampir semua hal, tetapi MUNGKIN karena mereka mampu memberi dan menerima, semua hal, tanpa membedakan bahwa hal tersebut membahagiakan atau mengecewakan, menggembirakan atau menyedihkan, serta punya kemampuan dan KEBERANIAN untuk mengkomunikasikan secara verbal.
Menurutku, teori-teori tentang cinta tidak bisa berlaku saat satu individu merdeka menjalin hubungan dengan individu lainnya, sebab manusia adalah sel-sel kompleks dengan bermacam variabel yang memberikan pengaruh terhadap pola pikir, sikap, sifat, tingkah laku, perkataan, dan semua komponen yang membantunya hidup dan survive.
Dan JUJUR, menulis dan berteori jauh lebih mudah dari pada mengaplikasikan semua teori-teori tersebut. Tidak mudah untuk menciptakan sebuah kondisi stabil di mana manusia yang berinteraksi dengan kita tidak memiliki potensi untuk mengecewakan kita. Semuanya masalah waktu saja. Mengapa kita merasa disakiti? karena dia atau mereka LEBIH DULU melakukan tindakan yang menyakiti kita daripada kita sendiri melakukan. Coba saja bayangkan jika kita LEBIH DULU melakukan sesuatu hal yang menyakiti mereka, pasti mereka juga akan menudiang bahwa KITA telah menyakiti mereka. Waktu. Dan niat.
Balik kepada masalah keluhan-keluhan harian saya, ke masalah amarah, kekecewaan, dan bad mood saya, mungkin sebaiknya saya belajar lagi untuk memiliki toleransi yang lebih tinggi dan lebar. Tidak menjadikan diri sendiri sebagai tolak ukur orang lain dalam bersikap/berbuat, tetapi jangan lupa untuk memberikan batasan sejauh mana orang mampu mengusik kebahagiaan dan ketenangan hidup kita. berbicara tanpa perlu menegangkan urat leher pun nampaknya bisa menjadi media relaksasi yang bagus dalam menjalani kehidupan. Santai, tapi punya target. Punya prinsip. Punya arah.
BTW, malaikat-malaikat yang tadi nemenin saya menulis ternyata sudah pada pulang. Perlahan tapi pasti saya merasa semua darahku terpompa naik ke kepala, DENGAN CEPAT, saat seorang teman melintas di belakangku dan mengeluarkan komentar pedas, "Kerjako, Imas! Makan gaji buta inieee. Main internet terus ji dia kerja!".
BTW, kalau kau main internet di KOMPUTERMU, pakai akses internetmu SENDIRI, di jam-jam di mana load kerjamu memang TIDAK BANYAK, apa pantas orang yang kerjaannya LAGI NUMPUK complain dengan aktivitas kita??? Sementara BTW, kalo pekerjaan kita lagi numpuk, dan mereka lagi slow down, apa kita, SAYA pernah rese mengurusi mereka? Sepanjang ingatanku belum pernah tuh! So, apa saya salah kalau dengan kondisi ini saya marah, kecepa, dan mengeluh?
Mudah-mudahan ini bukan sebuah pembenaran, heheheheeee........
Aku pernah bertemu seekor ayam
Yang bertanya lugu,
“Seperti apa kekasihmu?”
Aku menjawab gugu
“Seperti matahari, dia terang
Seperti malam, dia tampan
Seperti karang, dia kokoh
Seperti air, dia sejuk
Seperti Budha, dia cerdas
Seperti batu, warnanya tak pudar
“Dan seperti apa cintamu?”
Aku terdiam
Kemudian mengambil segenggam beras
Lalu menghamburkannya
“Hitung! Itu jumlah cintaku!”
Lalu aku tertegun
“Tidak! Tidak sesedikit itu!”
Dengan panik aku meraih segenggam beras lagi
Kemudian segenggam lagi
Ditambah segenggam
Segenggam lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
Lagi
lagi
kemudian aku menangis
aku sadar
seluruh jumlah bulir beras di tanah ini
tidak sanggup mencukupi
jumlah cinta untukmu
mereka cuma cukup untuk menunjukkan jumlah umurku
yang bisa kuhabiskan untuk mencintaimu