Saturday, May 10, 2008

[CERITA2] : Cerita-Cerita Saja

Hari ini Sabtu, senang sekali karena besok libur :) Lama yah sejak terakhir kali posting. Nda terasa juga sudah setahun lebih merit. Mulai puyeng dengan pertanyaan, "Kenapa belum hamil?", atau "Sengaja tunda yah karena karier?".
Heheheheheeee..... Ya nda lah. Saya bukan wanita karier, saya cuma wanita yang bekerja. Tidak terlalu memasang target untuk posisi ini itu, cari sedikit uang tambahan untuk sekedar beli bedak, gincu, cologne, biar ga terlalu membebani suamiku :) Suamiku juga tipe orang yang suka ji dengan anak-anak dan pertanyaan tentang kapan punya anak pun mengusik dia sekali-sekali waktu. Tapi dia santai-santai aja, sehingga saya pun belum terlalu terbebani.
Satu tahun menikah yah...... Ummmm....... Saya bilang 1 tahun ini berat buat kami berdua. Banyak masalah dan cobaan, tapi rezeki pun tak kalah banyaknya. Alhamdulillah.......Alhamdulillah........ Pas setahun ulang tahun pernikahan kami, kami ngobrol-ngobrol tentang bagaimana ke depan. Saya fikir, setahun ini kami menjalaninya dengan banyak fun, tanpa beban, tanpa target, tanpa resolusi. Jadi saya maunya kami sudah mulai merencanakan satu dua hal besar, dan pengikut-pengikutnya. Contoh : mau punya RUMAH. Alhamdulillah ada rumah, warisan mertua (heheheheee.....), tinggal diperbaiki sana-sini, dipermak sedikit, disesuaikan dengan selera kami, insya allah sudah bisa ditempati. The problem is : biaya perbaikan, tukang, material, dan cat ternyata tidak murah. So, pengerjaan rumah statusnya slowly but sure. Selain itu, karena kita tidak punya alat transportasi untuk kemana-mana, suamiku mau beli Motor Mio. Tapi nampaknya itu akan dipending sampai 2 atau 3 bulan ke depan. Soalnya menurutku, mending difokuskan ke rumah dulu, jadi kita bisa pindah dari tempat yang sekarang ke rumah, jadi saya bisa (niat) masak, bikin kue, nyuci, etc... dengan lebih nyama. Yihaaa!
Apa lagi yah? Oh.... Dari hasil introspeksi 1 tahun itu, kami menemukan kesimpulan bahwa : istri itu tidak dijaga oleh suami, begitupun sebaliknya. Yang ada adalah, kami berusaha menjaga diri kami masing-masing untuk pasangan kami. Make sense nda? Entahlah, kadang saya bingung. Kalau yang dimaksud "menjaga" oleh seorang wanita (khususnya saya) bukan berarti saya ngekor dan nguntit ke mana pun suami saya pergi. Tapi, saya selalu mau tahu apa yang dia kerjakan, dia di mana, dan dengan siapa. Saya fikir ini pertanyaan wajar seorang istri, though menurut dia hal itu membuat dia seperti tahanan wajib lapor. Agak tersinggung juga dikasih tau kaya' gitu (heheheheee.....), tapi akhirnya saya memaklumi. Sepatutnya memang pernikahan itu berjalan di atas sebuah komitmen, bukan cuma berdasar cinta, kangen, dan hal-hal sejenisnya, maka kami memutuskan untuk membangun rumah tangga ini dengan pilar-pilar yang materialnya berbeda. Sampai saat ini, pernikahan kami masih sangat sederhana. Cuma punya 4 pilar, 1. cinta+kangen+sayang+etc sejenisnya; 2. komitmen; 3. kepercayaan+saling menghargai; 4. visi untuk masa depan yang sama. Kalau dah punya anak nanti, mungkin pilarnya harus ditambah yah, supaya pernikahan kami lebih kokoh, insya allah.
Dalam 1 tahun menikah ini, baik saya atau pun suami saya, banyak bertemu dengan orang-orang yang gagal dalam pernikahannya. Mereka memberi warna tersendiri untuk pemahaman kami terhadap pernikahan dan managemen ego individu. Karakter yang berbeda-beda dan cara mereka yang berbeda-beda menghadapi perbedaan membuat kami kaya akan teori dan cara pandang. Tapi tetap, kami harus menemukan solusi tersendiri. Ini yang rumit, karena kami maunya dalam setiap masalah, kami bisa win-win solution, bukan "Sh*t you won 'coz u're a man" atau "Oh, c'mon, which man could win in arguing with woman?". Kami selalu mau, jika ada masalah, satu pihak senang, yang lainnya bisa nyaman. Tapi, Jujur, Sumpah, itu tidak mudah. Tapi paling tidak, selama satu tahun ini, kami belajar bahwa hidup adalah serentetan kompromi dan penyelesaian terhadap masalah. Itulah yang membuat kami dewasa, lebih bijak, lebih realistis menghadapi hidup. Manusia adalah ciptaan yang penuh dengan variabel perubah yang nampaknya tidak pernah ada habisnya.
Jauh dari orang tua dan mertua juga nampaknya positif untuk new couple yah. Bikin kita jadi tidak manja dan tidak punya tempat untuk berkeluh kesah. Bikin kita selalu kembali pada pasangan kita untuk mencari solusi dari masalah kita.
Uuufffftttt......... Jujur, kami kadang-kadang bingung dengan pertanyaan, bagaimana sebenarnya Tuhan bekerja untuk hidup seorang hamba? Karena tidak tau bakal diterjang oleh masalah apa di hari-hari berikut, kami selalu berdoa untuk diberi kesabaran yang tidak berbatas.
Setahun yah, 365 hari yah, pernikahan kami belum punya bentuk. Dua individu pembentuknya masih manusia superego. Kami cuma berharap, memohon kepada Allah, SWT, bahwa kami akan selalu dibimbing, sampai ajal memisahkan salah satu dari kami. Amin.

No comments: