Thursday, May 22, 2008

[LIFE SHARE] : DUNIA MASING-MASING

Dunia masing-masing kami dalam sebuah ruang berukuran 4x5. Heheheheee........lucu juga kadang-kadang kalau mencermati pola hubungan saya dengan Opu Sayang. Kami betul-betul 2 individu yang (berusaha keras) menyatu dalam satu ruang tanpa harus menimbulkan riak (atau badai)? Hehehehehe........ Yaaaa.......Tidaklah! Dulu, duluuuuuuu.............Waktu belum merit, saya selalu berfikir, masa sih orang berumah tangga masih ada cekcok, BT-an, diem2an, bohong2an??????? Bukannya setelah merit kita bisa lebih bahagia karena merit berarti kita memasuki dunia hubungan fisik dan jiwa yang tidak punya batas dan sekat? Tapi ternyata setelah menikah, ternyata banyak teori-teori tentang hubungan antar manusia yang terbantahkan oleh kenyataan yang ditemui. Kalau tidak dikomunikasikan, yakin dengan pasti bisa jadi pentul dalam daging. Nah, kalo pentulnya satu biji kali ngga ngefek, tapi kalo tiap satu masalah yang tidak dikomunikasikan adalah 1 jarum pentul, trus, tiap hari kita dapat 1 masalah, dikali seminggu, kali sebulan, kali setahun, kali 5 tahun, apa ngga jadi borok tuh tancepan pentul? Heheheheheeeee.........
Dunia masing-masing kami dalam sebuah ruang 4x5 tempat kami tinggal sekarang terkadang terasa sesak oleh ego yang besar dari 2 orang gendut ini, tapi kadang juga tersa sangat lapang kalau kami berdua bertambah kurus karena bobot hati, yang isinya 25 kg ego, dibuang jauh-jauh dari tempat kami tinggal. Dulu..... Duluuuuuuuuuuu.............. Kami berdua fikir, cinta sudah cukup untuk memulai segala hal untuk hidup ke depan, tapi seiring berjalannya waktu, satu persatu topeng kami dilepaskan. Selangkah demi selangkah kami mencoba untuk "jujurlah, katakanlah, meski pahit, meskipun menyakitkan", habis itu kami berdua kerja rodi, siang malam, pagi sore, lembur tidak kenal lelah, untuk mencoba menerima kekurangan ini itu, dan kemudian deal dengan kenyataan yang kita miliki. Siapa sangka suamiku yang dulu super duper pengertian ternyata kalau mau mengerjakan sesuatu nunggu mood-nya ON dulu baru dia jalan? Setelah menikah, dia jadi lebih jujur (yang jujur pula kadang menjengkelkan, hehehehe......peace, Opu Sayang).
to be continued...... Mo kerja dulu, hehehehehe.........

Wednesday, May 14, 2008

[CERITA2] : Komunikasi Yang Stag

Komunikasi yang stag, komunikasi yang tidak terjalin dua arah menyebabkan beberapa hari ini keadaan rumah jadi agak-agak sepi. Heheheheheeeee...... Kangen juga sama cerewetnya Opu Sayang :) Kira-kira, apa yang membuat dia aksi mogok bicara? Sariawan kah? BT kah? Atau marah karena sesuatu hal yang dia tidak mau bilang? Entahlah, saya mau melucu pun jadinya garing sendiri, heheheheheheeee........ Tapi kubiarkan saja dulu. Mungkin dia memang lagi butuh satu atau dua hari untuk berfikir, meredam emosi, atau apalah yang dia butuhkan. Meskipun saya tidak habis fikir kenapa dia tidak bicarakan saja.
Komunikasi yang stag, saya akhirnya pakai ke-vakuman ini untuk introspeksi diri. Kira2, kebenaran apa yang saya lakukan sehingga egonya terusik (hallah....! hhehehe.....), kekhilafan apa yang saya perbuat sampai bikin dia BT. Mumet memikirkannya, terlebih lagi Novel Agatha Christy ternyata lebih menggoda untuk kufikirkan siapa pelakunya, akhirnya menjadikan diam semakin diam. BTW, ntar lagi jam pulang kantor. Ntar lagi ketemu. Mudah2an BTnya hilang mi, supaya bisa bercanda2 lagi, bagaikan Shinta dan Hanoman, huahahahhaaaa......
Love you, will always do, until you ask me to STOP lovin' you, heheheheee........

Saturday, May 10, 2008

[CERITA2] : Cerita-Cerita Saja

Hari ini Sabtu, senang sekali karena besok libur :) Lama yah sejak terakhir kali posting. Nda terasa juga sudah setahun lebih merit. Mulai puyeng dengan pertanyaan, "Kenapa belum hamil?", atau "Sengaja tunda yah karena karier?".
Heheheheheeee..... Ya nda lah. Saya bukan wanita karier, saya cuma wanita yang bekerja. Tidak terlalu memasang target untuk posisi ini itu, cari sedikit uang tambahan untuk sekedar beli bedak, gincu, cologne, biar ga terlalu membebani suamiku :) Suamiku juga tipe orang yang suka ji dengan anak-anak dan pertanyaan tentang kapan punya anak pun mengusik dia sekali-sekali waktu. Tapi dia santai-santai aja, sehingga saya pun belum terlalu terbebani.
Satu tahun menikah yah...... Ummmm....... Saya bilang 1 tahun ini berat buat kami berdua. Banyak masalah dan cobaan, tapi rezeki pun tak kalah banyaknya. Alhamdulillah.......Alhamdulillah........ Pas setahun ulang tahun pernikahan kami, kami ngobrol-ngobrol tentang bagaimana ke depan. Saya fikir, setahun ini kami menjalaninya dengan banyak fun, tanpa beban, tanpa target, tanpa resolusi. Jadi saya maunya kami sudah mulai merencanakan satu dua hal besar, dan pengikut-pengikutnya. Contoh : mau punya RUMAH. Alhamdulillah ada rumah, warisan mertua (heheheheee.....), tinggal diperbaiki sana-sini, dipermak sedikit, disesuaikan dengan selera kami, insya allah sudah bisa ditempati. The problem is : biaya perbaikan, tukang, material, dan cat ternyata tidak murah. So, pengerjaan rumah statusnya slowly but sure. Selain itu, karena kita tidak punya alat transportasi untuk kemana-mana, suamiku mau beli Motor Mio. Tapi nampaknya itu akan dipending sampai 2 atau 3 bulan ke depan. Soalnya menurutku, mending difokuskan ke rumah dulu, jadi kita bisa pindah dari tempat yang sekarang ke rumah, jadi saya bisa (niat) masak, bikin kue, nyuci, etc... dengan lebih nyama. Yihaaa!
Apa lagi yah? Oh.... Dari hasil introspeksi 1 tahun itu, kami menemukan kesimpulan bahwa : istri itu tidak dijaga oleh suami, begitupun sebaliknya. Yang ada adalah, kami berusaha menjaga diri kami masing-masing untuk pasangan kami. Make sense nda? Entahlah, kadang saya bingung. Kalau yang dimaksud "menjaga" oleh seorang wanita (khususnya saya) bukan berarti saya ngekor dan nguntit ke mana pun suami saya pergi. Tapi, saya selalu mau tahu apa yang dia kerjakan, dia di mana, dan dengan siapa. Saya fikir ini pertanyaan wajar seorang istri, though menurut dia hal itu membuat dia seperti tahanan wajib lapor. Agak tersinggung juga dikasih tau kaya' gitu (heheheheee.....), tapi akhirnya saya memaklumi. Sepatutnya memang pernikahan itu berjalan di atas sebuah komitmen, bukan cuma berdasar cinta, kangen, dan hal-hal sejenisnya, maka kami memutuskan untuk membangun rumah tangga ini dengan pilar-pilar yang materialnya berbeda. Sampai saat ini, pernikahan kami masih sangat sederhana. Cuma punya 4 pilar, 1. cinta+kangen+sayang+etc sejenisnya; 2. komitmen; 3. kepercayaan+saling menghargai; 4. visi untuk masa depan yang sama. Kalau dah punya anak nanti, mungkin pilarnya harus ditambah yah, supaya pernikahan kami lebih kokoh, insya allah.
Dalam 1 tahun menikah ini, baik saya atau pun suami saya, banyak bertemu dengan orang-orang yang gagal dalam pernikahannya. Mereka memberi warna tersendiri untuk pemahaman kami terhadap pernikahan dan managemen ego individu. Karakter yang berbeda-beda dan cara mereka yang berbeda-beda menghadapi perbedaan membuat kami kaya akan teori dan cara pandang. Tapi tetap, kami harus menemukan solusi tersendiri. Ini yang rumit, karena kami maunya dalam setiap masalah, kami bisa win-win solution, bukan "Sh*t you won 'coz u're a man" atau "Oh, c'mon, which man could win in arguing with woman?". Kami selalu mau, jika ada masalah, satu pihak senang, yang lainnya bisa nyaman. Tapi, Jujur, Sumpah, itu tidak mudah. Tapi paling tidak, selama satu tahun ini, kami belajar bahwa hidup adalah serentetan kompromi dan penyelesaian terhadap masalah. Itulah yang membuat kami dewasa, lebih bijak, lebih realistis menghadapi hidup. Manusia adalah ciptaan yang penuh dengan variabel perubah yang nampaknya tidak pernah ada habisnya.
Jauh dari orang tua dan mertua juga nampaknya positif untuk new couple yah. Bikin kita jadi tidak manja dan tidak punya tempat untuk berkeluh kesah. Bikin kita selalu kembali pada pasangan kita untuk mencari solusi dari masalah kita.
Uuufffftttt......... Jujur, kami kadang-kadang bingung dengan pertanyaan, bagaimana sebenarnya Tuhan bekerja untuk hidup seorang hamba? Karena tidak tau bakal diterjang oleh masalah apa di hari-hari berikut, kami selalu berdoa untuk diberi kesabaran yang tidak berbatas.
Setahun yah, 365 hari yah, pernikahan kami belum punya bentuk. Dua individu pembentuknya masih manusia superego. Kami cuma berharap, memohon kepada Allah, SWT, bahwa kami akan selalu dibimbing, sampai ajal memisahkan salah satu dari kami. Amin.

Tuesday, May 06, 2008

[CERITA2] : Wedding Anniversary

Allahu Akbar.......Alhamdulillah........
Setahun perkawinan baru saja dilewati
Susah, senang, sedih, tertawa, bercanda, BT-an, semuanya!
Kami jalani, sudah kami lewati
Meski kami sama-sama sadar
Bahwa masih akan banyak lagi di depan
Oleh karena itu
Kami memohon kepada Sang Maha
Untuk membimbing kami, menyabarkan kami,
Sebab cinta tidak cukup kuat untuk merekatkan dua hati
Kami, yang mau saling mencinta
Karena-Mu, yaa Allah........