Tuesday, April 10, 2007

FREE TO DECIDE

April 15, 2006

Man : "Apakah kau berduka?"
Woman : "Yah, sangat. Aku merindukan kata maaf, dari dia"
Man : "Dari?"
Woman : "Seorang penjarah. Yang sayangnya pergi, tanpa ludahku"
Man : "Apakah kau menginginkannya kembali?"
Woman : "Yah, tentu. Dengan jiwa yang sangat, tapi entahlah, ia memutar jauh, dan bersembunyi"
Man : "Apakah kau bersedih?"
Woman : "Yah, sangat. Sebab tak kusimpan harga dirinya. Kubiarkan dia bawa"
Man : "Oh, akankah kau terus begini?"
Woman : "Begini? BEGINI? Begini seperti apa?"
Man : "Terbakar oleh sepi, dan kata-kata tanya"
Woman : "Oh, tak aku sadari. pastilah tidak. mengapa?"
Man : "Maukah kau menyimpan air matamu di belakang, dan berjalanlah bersamaku?"
Woman : "Emmh....Rasanya tidak etis. Kita baru bertemu. Sekian ratus detik yang lalu?"
Man : "Dan mengapa? Tidakkah Adam dan Hawa cuma berjaran sekian ratus detik pula?"
Woman : "Ah, kau perayu paling romantis," mataku berbinar
Man : "Jalanlah di sisiku. Aku mencintaimu"
Woman : "Berjalanlah di hadapanku. kau bintangku. Kau akan menerangiku"

(Tiba-tiba, aku melihat laki-laki itu berdiri di ekor mataku. Tidak bergeming meski laju kendaraan ini mengayun setiap tubuh yang ada di dalamnya. Mengapa ia tak kunjung pergi? Adakah dia mengikutiku dari jauh? Mengapa aku tak sadar pada hadirnya? Aaaarrrrgggghhh....tiba-tiba ia menginjak ujung kakiku. Dengan sepatunya yang besar lagi berat. Sekejap kualihkan pandangan. Hanya sebentar. Tanpa aku sadar, lelaki itu menjauh, melambaikan tangannya ke arahku. KEMBALI! teriakku. Jangan bawa pergi hatiku! Sebab aku tak mencintaimu)

No comments: